Minggu malam, gemericik suara tetes hujan membelah kesunyian malam. Tetes demi tetes akhirnya membuahkan ribuan tetes yang memberi sedikit nuansa dingin di kota yang memiliki 9 matahari ini.
Bersenda gurau dalam kehangatan selagi menunggu pesanan kami diantar di atas meja, seorang nenek renta datang menghampiri dengan telapak tangan mengangah ke atas. Oke, temanku memberi beberapa keping. Nenek itu pun pergi. Selang berapa menit kemudian datanglah seorang ibu bersama anak bayi yang digendongnya. Giliran saya yang memberi sekeping uang logam. Dan pergi lah ibu bersama balita tersebut.
Makanan kami pun akhirnya datang. Ya wajar, karena telah menunggu lama, lapar...
Selang berapa lama saya makan, ada 2 anak kecil menghampiri dengan gelagat yang sama. Saat inilah kami berdua bingung. Serba salah ingin memberi atau tidak. Terkadang, kita merasa kasihan terhadap anak tersebut, tapi di sisi lain, bila kita memberi pada anak kecil ini, justru inilah yang akan membuatnya semakin senang meminta-minta. Serba salah kan..??
Telah diputuskan, kita tidak memberi.
Hingga selesai kita makan, kita langsung pergi dari tempat itu. Sampai di lampu merah banyak anak kecil yang mengadahkan tangannya dari mobil ke mobil guna mendapat sekeping uang logam. Dari sisi yang lebih dalam lagi, terlihatlah seorang anak kecil yang memberikan uang hasil meminta-mintanya kepada ibu-ibu yang sedang asik duduk di bawah pohon rindang. WTF..??!
Dan itu adalah ibu-ibu yang menggendong seorang balita yang tadi menghampiri kita berdua selagi makan.
Pengemis, sebuah profesi baru ataukah hanya tuntutan hidup..??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar